PASER - IB (45 tahun) salah satu ibu rumah tangga, merasa kaget dengan mahalnya harga isi ulang gas elpiji di warung eceran yang ada di Kabupaten Paser, sehingga memilih menggunakan dahan kayu sebagai alternatif bahan bakarnya.
IB yang ditemui awak media di kediamannya Desa Tepian Batang RT 10, Minggu, (11/9/22) mengaku pilih kayu bakar sebagai alternatifnya karena tidak sanggup terus-menerus beli gas Elpiji di eceran yang mencapai Rp.50.000 per tabung 3 kilo.
"Sejak 2 Minggu menjelang kenaikan harga BBM, gas eceran di warung-warung yang saya tuju semua sudah menjual seharga Rp.45.000, kemudian setelah BBM naik kabarnya malah naik Rp.50.000 s/d Rp.55.000", tuturnya.
Ditanya mengapa IB tidak membelinya langsung dipangkalan, dengan nada kecewa ia mengatakan sudah pernah coba, namun berkali kali antri, tetap sering tidak kebagian.
Di hubungi terpisah, Ridwan Petugas Agen Elpiji kabupaten Paser Menyatakan pihaknya dari agen tidak pernah melayani eceran dan penjualan selain hanya kepada pangkalan-pangkalan.
"Setau saya agen itu hanya mendata dan mendistribisikan gas elpiji bersubsidi ke pangkalan-pangkalan denga harga Rp.21.000. dan pangkalan lah yang berurusan dengan para pembeli di masyarakat", . tuturnya.
Baca juga:
What is an ‘economic hitman’?
|
Sementara dari dua pangkalan disekitar Kecamatan Tanah Grogot yang telah awak media diwawancarai Minggu (11/9/22.), Semua pemilik pangkalan mengatakan tidak ada mendistribusikan ke pengecer. Dan mereka hanya menjual seharga Rp.22.000 ke tiap. Pembeli untuk Elpiji isi 3 kilo. (*Hendra*)